
Media sosial selalu punya cara unik melahirkan tren baru. Setelah era foto kotak (square), carousel, hingga video vertikal seperti Reels, kini muncul sebuah format yang sedang ramai digunakan kreator, video ultrawide atau yang populer disebut “video gepeng”. Dengan ukuran 5120 x 1080 piksel, format ini menghadirkan rasio ekstra lebar, menyerupai layar sinematik.
Sekilas, tampilannya memang aneh. Video terlihat memanjang ke samping, berbeda jauh dari format vertikal yang sudah menguasai Instagram beberapa tahun terakhir. Namun, justru dari keanehan itulah format ini menjadi viral. Bagi banyak kreator dan pengguna, video gepeng memberi pengalaman visual baru yang fresh, cinematic, dan berbeda dari kebanyakan konten yang ada di feed.

Dari Eksperimen ke Tren Viral
Seperti banyak tren lain di media sosial, video ultrawide lahir dari eksperimen para kreator. Awalnya, beberapa editor mencoba menampilkan video dalam ukuran lebar ekstrim sebagai cara untuk menonjol di tengah banjir konten. Hasilnya? Konten tersebut langsung mencuri perhatian, karena tampil beda dari video konvensional.
Efek “scroll stopping” inilah yang membuat video gepeng cepat menyebar. Orang yang terbiasa melihat Reels vertikal seketika merasa ada sesuatu yang janggal sekaligus menarik. Mata pun terdorong untuk berhenti sejenak, menonton, bahkan mencari tahu bagaimana cara membuat video semacam itu. Dari sini, tren pun bergulir semakin luas.
Gaya Baru Bercerita Lebih dari Sekadar Rasio
Menariknya, tren ini bukan cuma soal angka rasio atau ukuran piksel. Ia melahirkan cara baru dalam bercerita di Instagram. Jika video vertikal memberi kesan personal, seolah-olah penonton diajak langsung ke dalam momen sehari-hari kreator, maka video ultrawide menghadirkan kesan sinematik, mirip menonton film layar lebar.
Dengan ruang horizontal yang lebih luas, banyak yang bisa dilakukan kreator, di antaranya:
- Menangkap panorama perjalanan.
- Menampilkan detail pemandangan kota.
- Memberi efek dramatis pada adegan sederhana.
- Menghadirkan nuansa “mini movie” di dalam feed.
Hasilnya, Instagram tidak lagi sekadar tempat berbagi keseharian, tapi juga menjadi panggung untuk bereksperimen dengan estetika visual.

Mengapa Video Ultrawide Banyak Diminati?
Ada beberapa alasan mengapa format ini cepat populer:
1. Kesegaran Visual
Timeline Instagram sering kali terlihat monoton dengan dominasi Reels vertikal. Video ultrawide menghadirkan kejutan yang langsung terasa segar.
2. Nuansa Sinema
Format lebar membuat penonton merasa seperti menikmati potongan film layar lebar, bukan sekadar video biasa.
3. Kebebasan Kreatif
Dengan ruang lebih luas, kreator bisa bermain transisi, slow motion, hingga efek visual yang lebih kompleks.
4. Identitas Digital
Bagi sebagian kreator dan brand, menggunakan format ini adalah cara untuk menunjukkan identitas digital yang modern, premium, dan berbeda.
Dari Travel hingga Lifestyle Branding
Meski awalnya tren ini digemari kreator travel untuk memperlihatkan luasnya pemandangan atau perjalanan seiring waktu format ini juga mulai digunakan dalam berbagai niche lain.
- Travel dan Adventure: Panorama alam, perjalanan kota, hingga pengalaman liburan jadi terlihat lebih megah.
- Lifestyle dan Fashion: Brand fashion menggunakan ultrawide untuk memberi kesan eksklusif pada katalog visual mereka.
- Musik dan Hiburan: Klip musik pendek dengan format ultrawide menghadirkan nuansa konser mini yang dramatis.
- Konten Edukatif: Beberapa kreator bahkan memanfaatkan format ini untuk video penjelasan atau storytelling yang lebih imersif.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa video ultrawide bukan hanya tren visual, tetapi juga alat branding. Bagi bisnis atau kreator, tampil dengan format berbeda bisa memperkuat citra dan memberi nilai tambah pada konten.
Evolusi Estetika Media Sosial
Jika kita tarik ke belakang, Instagram selalu menjadi laboratorium estetika visual. Dari awalnya foto kotak (square 1:1), lalu bergeser ke format landscape dan portrait, hingga kini dominasi video vertikal untuk Reels dan Story.
Kemunculan video ultrawide menunjukkan satu hal penting audiens selalu haus akan perspektif baru. Mereka cepat bosan dengan format lama, sehingga kreator perlu terus berinovasi agar tetap relevan.
Dalam konteks ini, tren video gepeng bisa dibaca sebagai evolusi estetika media sosial, di mana bentuk visual terus berkembang mengikuti kebutuhan ekspresi, kreativitas, dan atensi audiens.
Apakah Ini Hanya Tren Sesaat?
Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah tren video ultrawide akan bertahan lama, atau sekadar fenomena sementara?
Jika melihat sejarah Instagram, banyak tren visual memang datang dan pergi. Boomerang, filter vintage, hingga carousel sempat mendominasi, lalu perlahan menurun. Namun, video ultrawide memiliki kelebihan karena memberi nilai tambah pada pengalaman menonton, bukan hanya gimmick.
Artinya, meski mungkin hype awalnya akan menurun, format ini tetap berpotensi menjadi bagian dari toolkit kreator untuk jangka panjang. Terutama bagi mereka yang bergerak di bidang travel, sinema, dan branding visual.
Kesimpulan
Tren video ultrawide (video gepeng) di Instagram adalah bukti bahwa media sosial tidak hanya soal berbagi konten, tapi juga ruang untuk bereksperimen dengan estetika visual. Dari yang awalnya dianggap aneh, kini format ini justru menjadi simbol gaya baru bercerita fresh, cinematic, dan penuh perspektif.
Apakah ini hanya tren sesaat atau akan bertahan lama? Waktu yang akan menjawab. Namun yang jelas, video ultrawide sudah menunjukkan satu hal penting bahwa dalam dunia digital, cara kita melihat sama pentingnya dengan apa yang kita ceritakan.
