Trend First-Party Data: Masa Depan Pengelolaan Data Pelanggan untuk Ecommerce Indonesia

Trend First-Party Data: Masa Depan Pengelolaan Data Pelanggan untuk Ecommerce Indonesia

Ada perubahan besar yang diam-diam sedang terjadi di dunia pemasaran digital dan ecommerce di Indonesia. Dulu, kamu seringkali menerima promosi karena jejak aktivitasmu dilacak oleh cookie pihak ketiga—alat otomatis yang melacak kebiasaan belanja secara anonim dari satu situs ke situs lain.
Tapi sekarang, dengan aturan privasi baru dan pembatasan dari raksasa teknologi, metode tersebut makin ditinggalkan. Brand dan toko online di Indonesia mulai fokus membangun kepercayaan pelanggan dengan memaksimalkan data yang kamu berikan secara langsung—yang dikenal sebagai first-party data atau data pihak pertama.

Sejak 2016, Rbiz telah berkembang sebagai mitra digital dan enabler yang fokus mendukung ekspansi pasar brand-brand di Indonesia. Rbiz menyediakan solusi end-to-end yang meliputi jasa marketplace, manajemen toko online (official store) di marketplace, strategi digital marketing, integrasi omnichannel commerce (online dan offline), hingga layanan fulfillment dan supply chain modern. Rbiz juga menangani pengelolaan inventori, layanan logistik, manajemen distribusi, serta integrasi sistem antara platform e-commerce dan kanal distribusi offline. Selain itu, Rbiz mendukung merek dalam aktivitas kampanye digital, social media management, KOL (Key Opinion Leader) & influencer management, live shopping management, customer service, serta layanan kreatif seperti produksi konten dan visual branding.

Didukung jaringan lebih dari 50 fulfillment center dan tim teknologi yang berpengalaman, Rbiz memudahkan berbagai brand dari skala UMKM sampai korporasi besar untuk mengoptimalkan penjualan dan operasional di era ecommerce Indonesia modern​


Apa Itu First-Party Data dan Kenapa Sekarang Sangat Penting?

First-party data adalah informasi yang kamu bagikan langsung ke sebuah brand atau toko secara sukarela, misal: data akun, riwayat pembelian, preferensi produk, dan keterlibatan di email atau survey.
Berbeda dengan third-party data yang dikumpulkan pihak luar (misal: jaringan iklan) tanpa kamu sadari, data pihak pertama lebih akurat, sesuai kebutuhan bisnis, dan jauh lebih aman dari sisi privasi.

Penelitian global oleh Ecommerce Fastlane (2023) menyebutkan:

  • 79% konsumen kini lebih peduli tentang bagaimana data pribadi mereka digunakan
  • 64% konsumen aktif mengambil langkah untuk membatasi penggunaan data mereka secara online

Di Indonesia, laporan dari Teewan Journal (2025) dan Bliss Startup (2025) menegaskan bahwa pengelolaan dan perlindungan data pribadi menjadi syarat utama dalam membangun loyalitas pelanggan. Program loyalitas dan personalisasi berbasis first-party data terbukti meningkatkan retensi dan angka pembelian ulang sebesar 30–40% dalam 6 bulan.


Saluran dan Cara Mengumpulkan First-Party Data pada Ecommerce

Ada banyak jalur yang bisa digunakan toko online untuk membangun dan mengelola data pelanggan:

  • Email marketing: Setiap pelanggan yang mendaftar dan aktif membuka email akan memberikan insight data perilaku, sehingga kamu bisa mengatur promosi lebih personal.
  • SMS / WA marketing: Pesan instan memberikan tingkat keterbukaan (open rate) 4–5 kali lebih tinggi daripada email konvensional.
  • Loyalty program: Sistem membership berbasis poin, konten interaktif, sampai survei kepuasan menghubungkan preferensi offline dan online dalam satu profil pelanggan.
  • Quizzes & Gated Content: Berbagai brand sekarang memakai kuis personalisasi—semisal untuk menentukan shade makeup—dan konten eksklusif (webinar, ebook) agar pelanggan lebih aktif berbagi data dan preferensi.
  • Kolaborasi omnichannel: Integrasi data pelanggan di toko fisik (POS), web, aplikasi, social media, hingga marketplace jadi satu sistem untuk pengalaman lebih mulus.

Penelitian di jurnal STIE AAS (2024) menunjukkan, kombinasi loyalty program dan first-party data meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan hingga 35% lebih tinggi daripada promosi tanpa personalisasi data.


Perubahan Aturan Privasi dan Perlindungan Konsumen di Indonesia

Isu privasi data kini sangat penting. Di Indonesia, sudah ada UU Perlindungan Data Pribadi (No. 27/2022) yang mengatur pengumpulan, penggunaan, penyimpanan, dan perlindungan data pelanggan di ecommerce.
Studi review.e-siber.org (2025) dan jurnal BPHN RI (2023) menyoroti:

  • Setiap brand wajib mendapatkan izin eksplisit sebelum mengumpulkan atau memproses data pribadi pelanggan
  • Ada sanksi administratif dan denda jika terjadi kebocoran atau penyalahgunaan data
  • Transparansi, keamanan siber, dan komunikasi terbuka wajib dijalankan untuk menjaga kepercayaan pelanggan

Rbiz dalam setiap layanan selalu mematuhi regulasi ini, mendahulukan keamanan dan etika dalam seluruh praktek pengelolaan data—baik untuk brand besar maupun UMKM.


Contoh Praktik Data Pelanggan dan Loyalty Program di Ecommerce Indonesia

Personalisasi berbasis first-party data telah diterapkan oleh banyak marketplace dan brand besar Indonesia, contohnya:

  • Shopee, Tokopedia, dan Gojek memakai sistem membership tier, point reward, serta event virtual untuk mendorong pembagian data (survey, review, partisipasi promo)
  • Brand FMCG memanfaatkan data riwayat pembelian untuk mengirimkan rekomendasi produk, penawaran spesial, bahkan analisa repeat purchase
  • Program loyalitas yang berbasis big data membuat retargeting jadi lebih presisi dan meningkatkan rating produk di marketplace

Bliss Startup (2025) menggambarkan bahwa keterlibatan pelanggan dalam program loyalitas digital sangat bergantung pada kualitas interaksi personal, keamanan data, serta nilai tambah yang diberikan brand untuk setiap data yang dibagikan.


Strategi Praktis dalam Membangun Kepercayaan dan Relasi Jangka Panjang

Beberapa kiat sukses mengelola data pelanggan:

  • Tawarkan benefit nyata dalam setiap pengumpulan data, seperti diskon khusus, rekomendasi personal, atau hadiah quiz.
  • Jelaskan secara terbuka bagaimana dan untuk apa data digunakan.
  • Minimalisir permintaan data hanya pada informasi yang benar-benar dibutuhkan (“minimum viable data”).
  • Edukasi pelanggan akan pentingnya transparansi dan manfaat keamanan, bukan sekadar kepatuhan regulasi.

Penelitian di startup Indonesia tahun 2025 menegaskan, semakin transparan dan relevan brand dalam mengemas program loyalitas serta mengelola data, semakin kuat engagement, repeat order, dan nilai seumur hidup (customer lifetime value).


Di era berakhirnya third-party cookie, future ecommerce Indonesia sangat tergantung pada keterbukaan, keamanan, dan penggunaan data pihak pertama yang etis, jelas, dan memberikan manfaat bagi konsumen serta brand secara berimbang.

Rbiz siap mendampingi bisnis dari segala skala untuk membangun ekosistem pemasaran digital yang adaptif, menjunjung tinggi privasi konsumen, serta memaksimalkan nilai data pelanggan secara strategis dan manusiawi. Dengan layanan Rbiz, ekosistem ecommerce Indonesia dapat tumbuh lebih sehat—berbasis kepercayaan, inovasi, dan perlindungan data konsumen yang terintegrasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *